
Foto Ilustrasi
Oleh: [Abimanyu Barnabas Ranca Yudha]
LANGKAH KALTENG, PALANGKA RAYA – Di tengah derasnya arus fanatisme, polarisasi sosial, dan budaya saling menyalahkan, lagu Laskar Cinta dari grup band Dewa 19 tampil bagaikan oase yang menghidupkan kembali pesan-pesan ilahiah yang sejati. Bukan hanya sekadar lagu, Laskar Cinta adalah seruan spiritual untuk kembali pada hakikat kemanusiaan: cinta, toleransi, dan pengakuan bahwa kita semua bersaudara.
📖 Wahai Jiwa-Jiwa yang Tenang…
Lirik lagu ini dibuka dengan kalimat:
“Wahai jiwa-jiwa yang tenang, jangan sekali-kali kamu mencoba jadi Tuhan dengan mengadili dan menghakimi.”
Kalimat ini seolah menggemakan pesan kitab-kitab suci bahwa tugas manusia bukanlah menjadi hakim atas kehidupan sesama, melainkan menumbuhkan cinta kasih, welas asih, dan sikap rendah hati. Dalam berbagai tradisi keimanan, kita diajak untuk tidak gegabah mengklaim kebenaran sepihak atau menjatuhkan vonis atas mereka yang berbeda jalan hidup, keyakinan, atau pandangan.
🌍 Perbedaan Adalah Sunatullah (Ketetapan Ilahi)
Dewa 19 menulis:
“Bukankah kita memang tercipta laki-laki dan wanita, dan menjadi suku-suku dan bangsa-bangsa yang pasti berbeda?”
Ini bukan sekadar pengakuan atas fakta sosial, tetapi juga pemahaman teologis: bahwa perbedaan adalah ciptaan Tuhan itu sendiri. Dalam Al-Qur’an misalnya, Surah Al-Hujurat ayat 13 menyebut:
“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal (ta’aruf)…”
Ayat tersebut bersesuaian erat dengan spirit lagu ini — bahwa perbedaan seharusnya membawa kita saling mengenal, bukan mencurigai; saling menghargai, bukan membenci.
✨ Cinta: Jalan Tuhan yang Paling Murni
Jika agama adalah jalan menuju cahaya, maka cinta adalah jalannya. Tanpa cinta, agama menjadi kering, ritual menjadi kosong, dan hidup kehilangan makna.
“Karena cinta adalah hakikat dan jalan yang terang bagi semua umat manusia.”
Cinta yang dimaksud bukan sekadar romantisme, melainkan cinta sebagai bentuk kasih Tuhan yang merangkul semua ciptaan. Cinta yang membangun, yang memaafkan, yang menyembuhkan luka dan mempersatukan umat manusia dalam keberagaman.
🙏 Refleksi Pribadi: Apakah Aku Sudah Menjadi Laskar Cinta?
Lagu ini memanggil kita untuk bercermin:
* Apakah aku masih menghakimi orang lain berdasarkan perbedaan agama, etnis, pilihan hidup?
* Apakah aku berani mengulurkan tangan persaudaraan, atau justru memperlebar jurang perpecahan?
* Apakah cinta benar-benar menjadi pusat dari keimananku?
Jika belum, maka mungkin sudah saatnya kita kembali — bukan hanya ke jalan Tuhan, tetapi ke **jalan cinta-Nya.**
🌹 Menjadi Pejuang Cinta di Tengah Dunia yang Terluka
Dunia hari ini tidak kekurangan orang yang pandai bicara soal kebenaran. Tapi dunia sangat haus akan mereka yang mampu menghidupkan cinta dalam perbedaan. Jadilah “Laskar Cinta” yang sejati — bukan dengan pedang, bukan dengan amarah, tetapi dengan hati yang sabar, telinga yang mendengar, dan tangan yang terbuka.
“Jadilah jiwa yang damai, bukan hakim atas perbedaan.”