Palangka Raya – Bandara Udara Tjilik Riwut yang terletak di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, menjadi saksi pelaksanaan Latihan Airport Emergency Exercise (AEE) dan Airport Contigency Exercise (ACE) dilaksanakan selama dua hari yang dimulai pada Kamis, 7 November 2024.
Kegiatan yang melibatkan berbagai pihak terkait keamanan dan keselamatan dalam penerbangan sipil, dan menjadi bagian integral dalam meningkatkan standar keamanan di lapangan udara.
Simulasi Airport Emergency Exercise (AEE) dan Airport Contigency Exercise (ACE) merupakan pelatihan simulasi keamanan dan keselamatan yang digelar di Gedung Fire Station, Badara Udara Tjilik Riwut Kota Palangka Raya.
Latihan kedaruratan bandara ini melibatkan berbagai pihak dan komite keamanan serta keamanan Bandar Udara Tjilik Riwut yang beranggotakan Basarnas (Badan SAR Nasional), PMI (Palang Merah Indonesia), Polri (Kepolisian Republik Indonesia), TNI AU (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara), dan Fasilitas Kesehatan.
Dalam kegiatan tersebut, Rumah Sakit (Rumkit) Bhayangkara Tingkat III Palangka Raya ikut andil dalam tugas kesehatan dalam keamanan dan keselamatan penerbangan sipil di Bandara.
Kepala Urusan Pelayanan Medik (Kauryanmed) Rumkit Bhayangkara Iptu dr. Rizka Damayanti mewakili Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara Tingkat III Palangka Raya Kompol dr. Anton Sudarto yang ikut serta dalam Simulasi tersebut menyampaikan, tujuan utama dari kegiatan ini adalah menciptakan keselamatan, kelancaran, keteraturan, dan efisiensi dalam penerbangan sipil di Indonesia.
“Fokusnya adalah memberikan perlindungan terhadap penumpang, personel pesawat udara, para petugas di darat, pesawat udara, instalasi di bandar udara, operator pesawat udara, dan masyarakat dari tindakan yang melanggar hukum”, katanya.
Adapun latihan yang dilaksanakan pada hari pertama diantaranya penerapan berbagai skenario darurat dihadirkan dalam simulasi ini, termasuk penanganan korban jiwa, korban luka, kebakaran, dan situasi darurat lainnya, yang semuanya ditangani sesuai dengan pedoman AEE-ACE.
“Tujuannya adalah memastikan bahwa prosedur-prosedur keselamatan dan keamanan penerbangan berjalan dengan baik dan dapat diandalkan dalam situasi darurat sebenarnya”, tutur dr. Rizka.
Kegiatan ini juga menyoroti pentingnya kerjasama dan koordinasi antara berbagai lembaga terkait dalam menjaga keamanan penerbangan. Dalam situasi darurat, kerjasama yang baik antara Basarnas, PMI, Polri, TNI AU, dan lembaga lainnya dapat membuat perbedaan besar dalam upaya penyelamatan dan penanganan korban. (Har/sam)