
Palangka Raya, Langkah Kalteng – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah (Wagub Kalteng) H. Edy Pratowo Hadiri Workshop Good Governance and Disaster Risk Reduction Mission 21, Kegiatan tersebut diinisiasi oleh lembaga Mission 21 di Hotel Best Western Palangka Raya, Kamis (3/7/2025).
Dalam sambutan tertulis Gubernur yang dibacakan oleh Wagub Kalteng H. Edy Pratowo memberikan apresiasi kepada PGI dan Mission 21, atas inisiatif dan kolaborasinya menyelenggarakan kegiatan Workshop, karena Kalimantan Tengah memiliki potensi risiko bencana beragam.
Foto Wagub Kalteng H. Edy Pratowo
“Khususnya banjir di musim penghujan, serta kebakaran hutan dan lahan di musim kemarau, termasuk juga perubahan iklim yang dampaknya semakin nyata, Menghadapi kondisi itu, kesiapsiagaan dan mitigasi bencana menjadi prioritas yang tak bisa ditawar, ” ucapnya.
Edy Pratowo mengatakan upaya mitigasi bencana tidak akan berjalan optimal, tanpa dukungan tata kelola pemerintahan yang baik, meliputi prinsip transparansi, akuntabilitas, partisipasi, efektivitas, dan supremasi hukum.
“Hal itu merupakan fondasi krusial dalam setiap aspek pembangunan, termasuk penanggulangan bencana, kemampuan sebuah institusi dan pemangku kepentingan khususnya dalam mengelola risiko bencana haruslah efektif dan akuntabel, ” jelas Wagub Kalteng tersebut.
Wagub Kalteng tersebut menegaskan melalui upaya sistematis untuk menganalisis dan mengelola faktor-faktor penyebab bencana, termasuk mengurangi ancaman, menurunkan kerentanan, dan meningkatkan kesiapsiagaan.
Foto Bersama
“Workshop ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama antar lembaga mitra Mission 21 yang ada di Indonesia, Malaysia, dan Hongkong, serta pemangku kepentingan. Sehingga terbangun jejaring dan kolaborasi yang baik, untuk mendukung tata kelola pemerintahan yang baik, terutama dalam pengelolaan risiko bencana, sehingga dampak bencana dapat diminimalkan, ” tegas Edy Pratowo.
Lebih lanjut, Ia menyebutkan bahwa pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah telah menerapkan berbagai strategi untuk mengurangi risiko bencana, termasuk akibat perubahan iklim, melalui mitigasi dan adaptasi, yang mencakup pengendalian kebakaran hutan dan lahan.
“Hal ini perlu kolaborasi semua pemangku kepentingan, termasuk lembaga agama, institusi pendidikan, ormas, dan komunitas, karena Kalimantan Tengah adalah Provinsi terluas di Indonesia, ” sebut Edy Pratowo Wagub Kalteng tersebut.
Sementara, Lucy Saudale Theuer, Financial Compliance Officer Asia Penanggung jawab Program Good Governance in Basel-Switzerland menyampaikan mission 21 adalah organisasi kerjasama internasional yang berkedudukan di Basel, Switzerland, di mana legal statusnya di Indonesia di bawah payung PGI di Jakarta.
Foto Bersama
“Kami telah bekerjasama dengan partner-partner kami selama lebih dari 200 tahun, termasuk di Indonesia, salah satu bentuk kerja kami waktu itu di Kalimantan adalah STM Mandumai Kuala Kapuas, yang kami harapkan suatu saat bisa mengembalikan masa kejayaannya lagi, ” ungkapnya.
Kami berharap dapat menghidupkan kembali sejarah kerjasama yang pernah dimiliki dengan Kalimantan Tengah, terutama dengan pemerintah daerah Kalimantan Tengah serta lembaga dan institusi lainnya di Kalimantan Tengah.
“Keprihatinan bersama terhadap kelangsungan kehidupan komunitas yang lebih baik dan berkelanjutan, maka workshop kali ini akan membahas topik tentang hidrometeorologi sebagai bencana yang berjalan yang diakibatkan oleh perubahan iklim, ” beber Lucy Saudale Theuer.
Kemudian, Karmila Yusuf Ketua Panitia menambahkan workshop ini tujuan untuk bisa memelihara kehidupan kita secara berkelanjutan, baik melalui project yang bekerjasama dengan Mission 21 ataupun juga melalui kehidupan kita sehari-hari.
“Kita tahu bahwa di sekitar kita itu di Indonesia itu adalah rawan bencana, Untuk itulah kita melakukan workshop pengurangan risiko bencana, ” tambahnya.
Sumber : ctr / tn-t7